Peristiwa tragis dialami Bunga (15) (bukan nama sebenarnya), seorang siswi SMP di Bantul. Dia diperkosa sambil direkam oleh Yd, warga Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon. Pelaku melakukan aksi bejatnya di sebuah kamar rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) Pringgolayan Banguntapan, Bantul, DIY, beberapa waktu lalu. Akibatnya, rekaman itu sudah beredar di masyarakat.
Yuliani Putri, pendamping korban dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sarang Lidi menceritakan terungkapnya kasus pemerkosaan terhadap bunga berawal dari rumor atau kabar yang berkembang di masyarakat yang tinggal di wilayah Banguntapan, sekira Maret lalu. Kabar itu menyebutkan bahwa Bunga diduga telah diperkosa oleh Yd.
“Bahkan, di masyarakat juga beredar rekaman video melalui handphone aksi bejat tersebut,” tutur Yuliani saat mendampingi keluarga korban melapor ke Polres Bantul.
Mendengar kabar tersebut, pihak keluarga kaget dan mencoba mencari kebenaran informasi beserta menelusuri keberadaan rekaman video tersebut. Hingga akhirnya, pihak keluarga menemukan titik terang bahwa rekaman video tersebut berasal dari tetangga mereka, yakni Yd. kemudian, pihak keluarga korban berusaha mengamankan kartu memori handphone yang digunakan saat merekam aksi bejat tersebut.
Setelah barang bukti memori card berhasil diamankan, pihak keluarga mencoba membukanya dan melihat rekaman aksi perkosaan tersebut.
“Dalam rekaman, terlihat korban tidak berdaya ketika diperkosa,” ungkapnya.
Yuliani menduga, sebelum diperkosa oleh Yd, korban dicekoki dengan minuman keras. Hal tersebut terlihat dari keadaan korban yang tidak berdaya dan tidak melakukan perlawanan saat kejadian. Korban juga tampak tidak menyadari jika sedang direkam oleh Yd.
Maka dari itu, pihaknya akan mendampingi keluarga korban untuk mendesak pihak berwajib segera menangkap pelaku. “Kami akan kawal terus kasus ini hingga ke pengadilan,” tandasnya.
Ibu korban, ES, menyesalkan apa yang terjadi kepada anaknya tersebut. Dia meminta kepada aparat penegak hukum untuk segera meringkus Yd dan menjatuhi hukuman yang seberat-beratnya.
“Masa depan anak saya rusak. Dia harus dihukum berat,” tandasnya.
