MANUSIA merencanakan, namun Tuhan juga-lah yang menentukan. Pepatah itu, tampaknya tepat untuk menggambarkan kisah biduk rumah tangga yang dialami Pak Haji (sebut saja namanya demikian) dengan HI.
Kisah percintaannya dengan HI, dimulai pada 2012 lalu. HI adalah karyawati-nya di salah satu THM, milik Pak Haji. Didasari cinta, Pak Haji pun memperistrikan HI.
Kendati banyak cemoohan, Pak Haji tak ambil pusing. Prinsipnya, ia mau HI, istri yang dicintainya berubah. Hari demi hari pun mereka lalui. Pak Haji dan HI hidup bersama.
HI juga sudah mulai akrab dengan anak Pak Haji. Demikian pula dengan keluarga Pak Haji yang lain. Bahkan, sebagai bentuk rasa cintanya dan keinginan untuk mengubah hidup sang istri, Pak Haji telah dua kali mengumrahkan HI.
Dengan harapan, semua bisa lebih baik dalam biduk rumah tangga mereka . “Saya mau HI menjadi pendamping saya yang baik. Saya mau dia menjadi ibu bagi anak-anak saya. Saya mau dia berubah,” kisah Pak Haji, sedih.
Pak Haji terlihat terpukul. Mukanya juga kusut. Ia mengakui, sudah dua malam tak tidur. “Iye, sudah dua malamka ini tidak tidur. Saya cari HI ke mana-mana. Pas tadi subuh jam 03.00 Wita, saya dapati dia di rumah kos di BTP nomor 345,” kisahnya, sambil menerawang.
Saat menggerebek sang istri dengan polisi, Pak Haji langsung melihat istrinya telanjang bulat. Tak sehelai pakaian pun yang ada di badan wanita yang dicintainya itu. “Saya yang kasih pakaian. Ia telanjang bulat. Saya minta ia menggunakan pakaian karena pihak berwajib sudah ada di luar (kamar kos) menunggu.
Saya tidak tahu, mengapa sampai HI bisa berbuat seperti itu,” kisahnya, seraya tertunduk. Saat mengisahkan kejadian yang menimpa dirinya, Pak Haji ditemani beberapa karyawannya. Dua anaknya, juga ikut mendampinginya. Mereka juga terlihat sedih dan prihatin melihat kondisi Pak Haji. “Mungkin ada hikmahnya. Tapi, sebelumnya, Jumat lalu, saya sempat berdoa,” kisah Pak Haji, lagi-lagi dengan mata berkaca-kaca.