Polrestabes surabaya terus mendalami kasus prostitusi yang melibatkan artis dan model seksi Anggota Sari. Kepada polisi, Anggita mengaku 'dijual' oleh mucikari berinisial BS dan YY. Polisi pun akhirnya menangkap sang mucikari tersebut.
Dua mucikari penjual artis via online itu ditangkap anggota Sub Unit VC Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur di Jakarta Rabu dini hari lalu. Kedua tersangka ditangkap di hotel berbeda yang ada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Keduanya kita tangkap di hotel berbeda. Hotelnya sama-sama berada di daerah Menteng. Waktu penangkapannya hampir bersamaan," terang Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Manang Subekti Rabu.
Mantan Kapolsek Sawahan ini juga mengatakan, sebenarnya, kedua tersangka bukan berinisial YY dan BS, tapi AS dan AT.
"Inisialnya sama dengan korban, AS. Satunya berinisial AT. Jadi bukan YY dan BS. Usianya juga sama dengan korban, yaitu 23 tahun, dan masih berstatus mahasiswa. Tersangka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan," kata Manang.
Dari hasil pemeriksaan, keduanya mengaku masih berstatus sebagai mahasiswa di kampus di Semarang dan Yogya. Keduanya mengaku baru beroperasi sejak Agustus 2015 lalu.
Dari hasil pemeriksaan, keduanya mengaku masih berstatus sebagai mahasiswa di kampus di Semarang dan Yogya. Keduanya mengaku baru beroperasi sejak Agustus 2015 lalu.
Namun yang aneh, meski mengaku baru jadi germo, mereka sudah memiliki sekitar 63 anak buah yang tergabung dalam Princess Manajemen, plus sekitar 20 pekerja seks komersial (PSK) freelance.
Belakangan diketahui, dua mucikari penjual Anggita Sari itu adalah Alvania Tiar Silsilah (25), berstatus mahasiswi asal Purwokerto, Jawa Tengah dan Alen Saputra (23), asal Palembang, Sumatera Selatan.
"ATS (Alvania Tiar Silsilah) domisili di Yogyakarta dan AS (Alen Saputra) tinggal di Semarang, Jawa Tengah," terang Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, AKBP Takdir Mattanete, Kamis (10/9).
Bisnis prostitusi online via BlackBerry Messenger (BBM) dan Facebook (FB) yang dikelola kedua tersangka ini, terbongkar saat anggota Sub Unit VC Satreskrim Polrestabes Surabaya menerima informasi operasi mereka di Surabaya pekan lalu. Empat SPG diamankan, dan Anggita Sari dipergoki di hotel lain, dalam kondisi mabuk dan masih hot. Mereka diduga baru saja melayani tamu hidung belang.
Bisnis prostitusi online via BlackBerry Messenger (BBM) dan Facebook (FB) yang dikelola kedua tersangka ini, terbongkar saat anggota Sub Unit VC Satreskrim Polrestabes Surabaya menerima informasi operasi mereka di Surabaya pekan lalu. Empat SPG diamankan, dan Anggita Sari dipergoki di hotel lain, dalam kondisi mabuk dan masih hot. Mereka diduga baru saja melayani tamu hidung belang.
Tersangka Alvania mengaku, 83 anak buahnya itu tersebar dan beroperasi di setiap kota yang ada di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bali dan beberapa kota lain. Perekrutannya dilakukan via BBM dan FB.
"Saya tidak mengenal mereka semua. Saya tahu ya di BBM dan FB. Mereka masuk menjadi anggota grup, kemudian saya yang nawarkan. Untuk tarif main, mereka sendiri yang menentukan, saya dibagi 30 persen dari hasil melayani pelanggan," aku Alvania.
Alvania juga mengaku tak mengenal Anggita Sari secara langsung. Dia mengenal si model yang pernah menjalin kasih dengan gembong narkoba Freddy Budiman tersebut dari seorang anak buahnya yang ada di Surabaya.
"Saya kenal Anggita Sari dari teman di Surabaya. Anggita sendiri yang masang tarif untuk sekali booking Rp 6 juta, dan sisanya (Rp 4 juta) ditransfer ke rekening saya," kata Alvania.
"Saya kenal Anggita Sari dari teman di Surabaya. Anggita sendiri yang masang tarif untuk sekali booking Rp 6 juta, dan sisanya (Rp 4 juta) ditransfer ke rekening saya," kata Alvania.
Dari penelusuran polisi, Anggita Sari juga memasang tarif short time perjamnya dibanderol Rp 8-10 juta. Dan selama di Surabaya, sejak hari Senin hingga tertangkap petugas, sang model majalah dewasa ini sudah melayani tiga pria hidung belang di hotel kawasan Embong Malang Surabaya.
Sementara di akun instagramnya, Anggita Sari pernah mengunggah video bantahan. Video itu, dia buat di Tunjungan Plaza seperti pengakuannya. Dia mengelak terlibat dalam skandal e-trafficking yang dikelola Alvania dan Alen.
Anggita Sari juga mengaku, memang berada disurabaya sejak sebulan ini dan tinggal di apartemen. Dia bukan AS yang terlibat kasus prostitusi dan tertangkap basah dalam kondisi mabuk dan masih dalam keadaan hot. Namun, pengakuan tersangka Alvania kepada polisi kemarin, menggugurkan bantahan Anggita Sari di akun instagramnya yang saat ini sudah dihapusnya.
Status Anggita Sari sendiri, adalah saksi korban dan tidak ditahan oleh polisi. Bahkan, kasus narkobanya juga tidak diproses meski tes urine positif narkoba. Alasannya, tak ada barang bukti di TKP, yang bisa digunakan untuk menjerat yang bersangkutan.
Status Anggita Sari sendiri, adalah saksi korban dan tidak ditahan oleh polisi. Bahkan, kasus narkobanya juga tidak diproses meski tes urine positif narkoba. Alasannya, tak ada barang bukti di TKP, yang bisa digunakan untuk menjerat yang bersangkutan.